Tak pernah Aku ijinkan bulir air mengalir membasahi pipimu.
Tak pernah Aku relakan Kau terluka karena orang usil menyakiti dengan sengaja.
Aku akan meradang, menaut-nautkan dua alis tebalku manakala Engkau bercerita tentang sesuatu yang tak cocok di hatimu.
Memandang Telaga |
Suara hangatmu mampu menjinakkan amarahku.
Sampai di situ, di titik itu, satu pertanyaan bergejolak di kepalaku.
What did I do to deserve you?
edited post from Cerita Eka
0 komentar:
Yang Berkunjung, Wajib Komentar