Babe GUE, bernama JAKARTA




Ketika kaki berkesempatan kembali ke jalan
Terlihat sosok rapuh, ditemani kopi dan "Jarum Merah"
Di tengah terik matahari
Senyum, terlihat begitu menikmati
Termaterikan kumuh, kotor, dan mungkin terkucilkan
Tak disangka, ketika sore hampir memunculkan "magrib",
Dia berlabuh ke istananya, yg mungkin dia anggap "Istana"
Tak terbayang, begitu banyak anak-anak pungutnya yg menanti
Menanti ilmu dari seorang "kumuh"
Menanti pengetahuan ya\g mungkin akan berguna kelak
Mempertegas bahwa 1+1 = 2
Memperjelas bahwa lapar itu makan
Memperhalus tangis dengan senyum kecil
"Ia" bapak bagi anak pinggiran
Ia mungkin hina
Memungut kotoran hasil kita
Membersihkan demi adipura
Merindangkan demi kesejukan kota
Tapi "ia" adalah Raja bagi "istana" nya
Mulut hanya berkata kecil
" Mantap Ba'be".....
Panggilan sayang perantau Betawi
:)


2 komentar:

Yang Berkunjung, Wajib Komentar

Blogger Template by Clairvo