Jeritan Hati para Prajurit... by MU5E...

Soldier's Poem - Muse

Throw it all away --> buang saja semua
Let’s lose ourselves --> mari larut dalam kesia-siaan ini
'Cause there's no one left for us to blame --> krn kita tak berhak menyalahkan siapa-siapa
It's a shame we're all dying --> sungguh pahit, kami semua harus mati
And do you think you deserve your freedom --> dan kau pikir kau berhak atas kemerdekaanmu

How could you send us all far away from home --> teganya kau kirim kami jauh-jauh
When you know damn well that this is wrong --> padahal kau tahu ini salah
I would still lay down my life for you --> aku harus merelakan nyawaku untukmu
And do you think you deserve your freedom --> dan apakah kau berhak atas kemerdekaanmu

No I don't think you do --> tidak, kurasa tidak
There's no justice in the world --> tak ada keadilan di dunia
There's no justice in the world --> tak ada keadilan di dunia
And there never was --> sejak dulu

==========================
==================================

Soldier’s Poem = puisi prajurit

Prajurit yang menyalahkan pemerintah karena mengirim mereka untuk bertaruh nyawa dalam perang yang salah. Perang yang alasannya tidak masuk akal.

=>
lagu Soldier’s Poem ini merupakan sebuah jeritan para prajurit dan keluarganya, atas tugas mereka untuk berperang, padahal mereka tidak menginginkannya.


<Ditulis Kembali>

2 komentar:

Yang Berkunjung, Wajib Komentar

Bahagia Versi Ibliss...

Berbahagialah orang yang terlalu capek karena kesibukan mereka, sehingga mereka tidak punya waktu untuk bersekutu dengan Tuhan. Mereka adalah anak-anakku yang mengerti kerinduan hatiku yang terdalam.
Berbahagialah orang yang selalu mengharapkan pujian atas apa yang mereka perbuat. Aku bisa memperalat dan menunggangi ambisi mereka melalui pujian.
Berbahagialah orang yang memelihara hati yang terlalu sensitif, dimana dengan sedikit “sentilan” saja mereka tersinggung. Mereka akan kurang bersemangat di dalam bekerja dan akan segera menghilang bila harus melakukan pelayanan. Mereka ini adalah fansku yang setia.

Berbahagialah mereka para pembuat masalah. Mereka akan disebut anak-anakku.

Berbahagialah orang yang selalu mengeluh. Aku senang karena benih sengat-sengat yang kutabur bertumbuh subur di hati dan lidah mereka.

Berbahagialah mereka yang egois, suka mementingkan diri sendiri dan tidak peduli pada orang lain. Mereka adalah pengikut-pengikutku yang setia.

Berbahagialah mereka yang suka menggosip, karena mereka akan menimbulkan perpecahan dan pertengkaran. Ini sungguh sangat menyenangkan hatiku.

Berbahagialah orang yang mengaku mengasihi Tuhan, tetapi membenci saudara-saudarinya. Mereka akan hidup bersamaku selamanya sampai kapanpun.

Berbahagialah orang yang membalas kebaikan dengan kejahatan, penganiayaan dengan penganiayaan dan kebencian dengan kebencian. Mereka akan mendapat upah yang sama denganku di kegelapan.

Berbahagialah orang yang membaca tulisan ini dan merasa isinya pas untuk orang lain dan bukan untuk dirinya sendiri. Dia ada dalam cengkeraman tanganku.

Oleh :  Indah Sipayung

0 komentar:

Yang Berkunjung, Wajib Komentar

LayanganKu... (Sebuah Kisah)

Indah,kokoh,lebar,ringan dan selalu terbang tinggi.. Aku sangat membanggakanmu..

Kubersihkan,kurawat,kujaga,kumainkan dengan sangat hati2.. Aku selalu membanggakanmu,hingga tak kusadari waktuku habis tersita olehmu.. Setiap hari kau bisa terbang tinggi,melayang kekiri kekanan,berputar 360 derajat 3 kali,meliuk liuk.. Kita memang kompak.. Kau adalah layangan yang sangat tangguh,diikat dengan benang nilon yg sangat kuat.. Dan aku,aku tak mengatakan bahwa aku pemandu yang hebat.. Tapi aku sangat memahami gaya permainanmu,dan aku bisa menerbangkanmu sangat2 tinggi.. Seakan ingin menggapai awan,terkadang akupun sombong..

Sampai suatu hari angin kencangpun mengamuk.. Mengobrak abrikkan semuanya.. Aku pun berusaha menarikmu dengan sekuat tenaga,menggulung benang secepat mungkin,dan mempertahankan keseimbanganmu dengan mengikuti arah gerak angin.. Tapi kusadari kita sudah saling menyakiti,tapi aku tak memperdulikannya.. Kulilitkan benangmu ketanganku,berpikir ini mungkin akan lebih cepat.. Meski tangan sakit,aku sudah tak perduli..

Kulihat diatas sana kau sudah sangat kacau,kau semakin terkoyak.. Aku sangat sedih melihat kau disana semakin tak karuan.. Ya,kita sudah saling menyakiti,aku harus melepeskanmu.. Bukan aku tak bisa mempertahankanmu,tp aku tak tega melihatmu terkoyak bersamaku.. Labih baik aku melepasmu,bebas dan tak terluka bersamaku..

Ya aku akan melepasmu,meski aku tak kan ikhlas.. Selamat tinggal layanganku

0 komentar:

Yang Berkunjung, Wajib Komentar

Senyum...

Sewaktu remaja, aku melihat ibuku sedang melukis seorang wanita Bali yang kira2 sama dengan lukisan yang pernah di buat oleh Bapakku.
Tergoda melihat ketekunan Ibu, aku segera mengambil kertas untuk menggambar. Tapi ternyata aku lupa dimana aku menyimpan kotak pensil warnaku. Merasa niatan terputus oleh tidak adanya sarana, aku jadi marah dengan kata-kata yang buruk.

Nenekku yang mendengar, segera memanggilku, dan mengucapkan nasihat: "Panggil dan sebutlah setiap benda yang sering kau gunakan dengan senyummu yang paling indah. Maka mereka juga akan memberikan keindahan yang lebih indah dari senyummu".

Mendengar itu aku terdiam, dan merasa bahwa itu ucapan-ucapan orang tua dulu yang sering tidak logis.

Tapi sekarang ketika terompah kakiku telah melangkah jauh melampaui ratusan ribu mil putaran bumi. Aku memahami. Bahwa ketika kita akan memulai sebuah pekerjaan, bagaimana mungkin kita bisa mendapatkan hasil yang baik, jika dimulai dengan hati yang rusuh dan terkotori.
Seperti tidak mungkinnya Musashi menorehkan kuasnya seperti pedang menetak galah pengering, jika didalam jiwanya terkotori oleh api dan debu dunia.

Senyum, dan keterlepasan kita dari noda pikiran dan hati, ternyata memang awal dari suksesnya sebuah karya.

Oleh Thiantana Pandji

2 komentar:

Yang Berkunjung, Wajib Komentar

Blogger Template by Clairvo