2 Agustus 2012 (22:57)


Oleh Langit Jingga


Sesungguhnya bukanlah denyut-denyut nikmat
Bukan pula bumbu-bumbu sedap yang selalu kucari
Tapi sebentuk nyaman . . .
Yang mengalir mendekap di laju darahku


Dari setiap simpang dan perhentian
Benderang dan redupnya
Di sela ruang yang basah lalu
Dan semua yang menjadi kaku dan layu


Adakah kau bertatap sama
Menyentuh dengan jari-jari yang sama
Menjadi dan jadikan kusut mengukir
Frasa kosong kemudian lekas berbutir


Aku takkan kembali
Berjalan dan tak hirau memori
Pasat netra terhadap lengkung pelangi
Entah . . .
Sekeping kecil hanya kugenggam kini.


0 komentar:

Yang Berkunjung, Wajib Komentar

Blogger Template by Clairvo